Webinar

Pariwisata yang Positif bagi Alam: Bagaimana kepemimpinan lokal dapat menyeimbangkan konservasi dan pertumbuhan ekonomi

Dalam webinar ICLEI ini, pelajari bagaimana kota dapat melindungi ekosistem alam sambil menghasilkan pendapatan dari pariwisata berkelanjutan.

tanggal &waktu
27 Mei 2025, pukul 7:00 pagi UTC
Diselenggarakan oleh
ICLEI – Local Governments for Sustainability
foto alam perkotaan di indonesia

Anisetus Palma/Unsplash

Pariwisata berbasis alam, yang menyumbang lebih dari 50% pasar pariwisata, menghasilkan lebih dari $600 miliar per tahun, dengan pariwisata satwa liar saja menyumbang $343 miliar dan mendukung 21,8 juta lapangan pekerjaan secara global (World Travel and Tourism Council). Model pariwisata ini menyediakan sumber daya penting bagi upaya konservasi dan kawasan lindung, yang berpotensi mendorong pembangunan berkelanjutan, memberdayakan masyarakat lokal, dan meningkatkan tata kelola sumber daya alam. Untuk menciptakan sektor yang lebih berkelanjutan dan tangguh, industri pariwisata harus menggunakan pendekatan "Nature Positive". Pendekatan ini melibatkan penghentian dan pemulihan kerusakan ekosistem, meminimalisir dampak negatif yang ada, dan secara aktif bekerja untuk memulihkan alam. Dengan melakukan hal tersebut, sektor pariwisata dapat menghasilkan dampak positif terhadap keanekaragaman hayati.

Bagaimana kota dapat mengambil pendekatan positif terhadap alam dalam hal pariwisata? Aspek-aspek apa saja yang perlu dipertimbangkan ketika merencanakan hal ini oleh pemerintah daerah? Bagaimana kita dapat menyelaraskan manfaat lingkungan dari konservasi alam dan manfaat ekonomi dari pariwisata? 

Bergabunglah bersama kami untuk belajar lebih banyak dari para ahli global dan kota-kota di Asia.

Waktu 9:00-10:00 WIB / 12:30-13:30 IST / 14:00-15:00 WIB / 15:00-16:00 CST

Para pembicara akan mencakup perwakilan dari:

  • Kota Ningbo, Tiongkok
  • Kota Bitung, Indonesia
  • IUCN
  • UNEP
  • World Bank

Webinar ini akan disampaikan dengan interpretasi simultan dalam bahasa Inggris, Mandarin, dan Indonesia.