Analisis

Kota: Masalah Iklim Terbesar di Indonesia - dan Solusi Terbaiknya

Acara ini mempertemukan lembaga pemerintah, perwakilan kota setempat, dan organisasi pembangunan internasional untuk mendiskusikan bagaimana Indonesia dapat memenuhi NDC yang ambisius dan menyelaraskannya dengan SDGs 2030.

Dialog Nasional Indonesia

Oleh Karishma Asarpota dan Saheel Ahmed (ICLEI - Local Governments for Sustainability)

Dialog Nasional-Lokal UrbanShift yang pertama diselenggarakan pada tanggal 29-30 Agustus 2023 di Jakarta, Indonesia, menandai langkah penting untuk membangun kota rendah karbon yang berkelanjutan di seluruh negeri. Diselenggarakan oleh ICLEI Indonesia Indonesia dalam kemitraan dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)acara ini mempertemukan lembaga pemerintah, perwakilan kota setempat, dan organisasi pembangunan internasional untuk mendiskusikan bagaimana Indonesia dapat memenuhi Kontribusi Nasional yang Diniatkan (NDC) yang ambisius yang ambisius dan selaras dengan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tahun 2030.

Lima Tema

Inti dari dialog ini adalah lima tema inti, yang dirancang untuk memandu inisiatif tingkat kota di Jakarta, Semarang, Balikpapan, Palembang, dan Bitung. Tema-tema ini berfokus pada transformasi wilayah perkotaan menjadi lingkungan yang lebih hijau, lebih tangguh, dan inklusif:

  • Ekonomi Melingkar dan Pengelolaan Limbah
  • Pengelolaan Sumber Daya Air
  • Efisiensi Energi dan Energi Terbarukan
  • Transportasi Berkelanjutan
  • Keanekaragaman Hayati Perkotaan dan Pelestarian Lanskap

Mengapa Kota adalah Kunci Masa Depan Iklim Indonesia

Kota-kota merupakan jantung dari masa depan iklim Indonesia karena merupakan kontributor utama emisi gas rumah kaca dan pendorong utama solusi berkelanjutan. Wilayah perkotaan di Indonesia, yang merupakan rumah bagi lebih dari separuh penduduk Indonesia, bertanggung jawab atas sebagian besar konsumsi energi, produksi limbah, dan emisi transportasi. Hal ini menjadikan kota sangat penting dalam mencapai NDC Indonesia yang ambisius dan tujuan iklim jangka panjang. Namun, kota juga memberikan peluang terbesar untuk melakukan transformasi. Dengan mengadopsi teknologi hemat energi, sistem transportasi yang berkelanjutan, dan praktik ekonomi sirkular, pusat-pusat kota dapat menjadi pelopor dalam mengurangi emisi karbon. Selain itu, kota juga berfungsi sebagai pusat inovasi, di mana kebijakan ramah lingkungan dan strategi ketahanan iklim dapat diuji dan ditingkatkan. Dengan tata kelola, pendanaan, dan keterlibatan masyarakat yang tepat, kota-kota di Indonesia memiliki potensi untuk mendorong aksi iklim nasional dan menetapkan standar pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.

Menelusuri Keberlanjutan Perkotaan: Kemajuan dan Tantangan di Kota-kota di Indonesia

Dalam Dialog Nasional-Lokal UrbanShift yang pertama di Indonesia, para peserta menilai kemajuan dan kesenjangan Indonesia secara keseluruhan dalam mencapai pembangunan perkotaan rendah karbon. Indonesia telah meningkatkan target pengurangan emisi menjadi 31,89% tanpa syarat (tanpa bantuan eksternal) dan 43,20% dengan syarat (dengan bantuan eksternal). 

Program-program seperti GEFUrbanShift berperan penting dalam membantu kota-kota percontohan untuk mengimplementasikan target-target ini. Namun, pembiayaan masih menjadi tantangan utama, karena anggaran daerah seringkali tidak mencukupi untuk proyek-proyek hijau. Dialog ini menyoroti perlunya mekanisme pembiayaan inovatif seperti obligasi hijau, kemitraan pemerintah-swasta, dan sumber-sumber alternatif seperti dana tanggung jawab sosial perusahaan untuk menjembatani kesenjangan ini. Selain itu, isu-isu tata kelola juga dibahas, terutama mengenai kewenangan yang terfragmentasi dalam pengelolaan air dan perlunya pendekatan kolaboratif di daerah-daerah yang rawan banjir seperti Semarang dan Jakarta. Selain itu, inisiatif keanekaragaman hayati perkotaan menghadapi keterbatasan anggaran, dan kota-kota seperti Palembang dan DKI Jakarta membutuhkan desain perkotaan yang inovatif dan perencanaan strategis untuk mengatasi tantangan ini.

Solusi Praktis untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Dalam sebuah latihan kelompok yang interaktif, para peserta bekerja sama untuk mengusulkan solusi praktis untuk mengatasi tantangan di masing-masing dari lima bidang prioritas. Beberapa hal penting yang dapat diambil:

  • Pengelolaan Sampah: Kota-kota seperti Bitung dan Palembang sedang menjajaki inisiatif daur ulang dan pengurangan sampah plastik melalui keterlibatan masyarakat.
  • Efisiensi Energi: Kota-kota harus memprioritaskan pencahayaan LED, panel surya, dan penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi. Tantangannya terletak pada pendanaan dan mengatasi rintangan birokrasi.
  • Pengelolaan Air: Rencana induk kolaboratif, komitmen bersama, optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Integrated Water Resources Management/ IWRM), dan skema pembiayaan inovatif menawarkan jalan untuk perbaikan, terutama di daerah rawan banjir seperti Palembang, DKI Jakarta, dan Semarang.
  • Keanekaragaman hayati dan lanskap perkotaan: Desain perkotaan yang inovatif dan optimalisasi CSR (Corporate Social Responsibility) di kota-kota seperti Palembang dan DKI Jakarta membuka jalan bagi peningkatan keanekaragaman hayati dan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.
  • Transportasi Berkelanjutan: Inisiatif seperti jalur sepeda dan energi surya di terminal menunjukkan harapan, dengan peluang lebih lanjut dalam pengembangan kapasitas, studi kelayakan untuk memastikan kesiapan dan perencanaan transportasi umum yang terintegrasi antara moda yang berbeda.

Apa Selanjutnya?

Dalam Dialog Nasional-Daerah kedua, kemajuan yang telah dicapai sejak dialog pertama mengenai status peta jalan tata kelola pemerintahan bertingkat yang telah disepakati (yang ditetapkan bersama oleh semua tingkat pemerintahan) akan dibagikan. Selanjutnya, pemerintah daerah akan mempresentasikan kepentingan pengembangan proyek lokal tingkat kota yang spesifik berdasarkan area tematik. Selain itu, upaya-upaya yang dilakukan akan difokuskan pada eksplorasi sumber-sumber pendanaan alternatif di luar anggaran pemerintah daerah. Hal ini termasuk memanfaatkan dana tanggung jawab sosial perusahaan, pinjaman lunak, dan obligasi hijau untuk memastikan keberhasilan proyek-proyek transformasi perkotaan. Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, yang didukung oleh mitra eksternal, akan sangat penting untuk mencapai target iklim secara efektif di Indonesia. 

 

UrbanShift mendukung kota-kota di seluruh dunia untuk mengadopsi pendekatan terpadu dalam pembangunan perkotaan, membangun masa depan nol karbon yang adil di mana manusia dan planet ini dapat berkembang. Klik di sini untuk membaca ringkasan dari Dialog Nasional-Lokal Pertama di Indonesia sebagai bagian dari program UrbanShift . Untuk mengetahui lebih lanjut tentang proyek UrbanShiftdi Indonesia klik di sini.


Jika Anda memiliki pertanyaan atau kontribusi yang dapat mendukung perencanaan Dialog Nasional-Daerah berikutnya di Indonesia, sebagai bagian dari program UrbanShift , silakan hubungi urbanshift@iclei.org.